Jumat, 24 Februari 2017

(CERPEN) Reason to Life

Tittle   : Reason to Life
Genre  : Family

♫ Cause we’re young and we’re reckless
♫ We’ll take this way too far
It’ll leave yo breathless ♪
Or with a nasty scar ♫
♪ Got a long list of ex-lovers
♪ They’ll tell you i’m insane
But i’ve got a blank space baby ♫
And i’ll write your name ♪

Alunan lagu dari Taylor Swift terdengar saat aku baru saja memasuki rumah, lagu yang tak asing lagi di telingaku karena lagu tersebut sering di putar di acara tv yang biasa aku tonton bersama gadis yang ku cintai. Ku tajamkan pendengaranku mencari asal suara tersebut. Sampailah aku di depan pintu bercat putih dengan tulisan di depan pintunya “Hanna’s Room” ku ketuk pintunya, namun tak ada sautan dari dalam, aku pun masuk kedalam sebuah ruangan dengan jendela besar yang langsung menyorotkan sinar matahari ke ruangan tersebut, ruangan yang penuh pernak-pernik manis bernuansa kuning cerah. Kulihat gadis itu berlengak lenggok dengan lincah dan enerjik sambil bergumam tak jelas melihat musik  video yang sedang di putarnya dengan volume yang cukup keras. Ia tak menyadari kehadiranku, aku pun hanya berdiri  di depan pintu tanpa ingin mengganggu kegiatanya dan hanya memperhatikannya. Melihat gerakan gadis itu menari begitu bersemangat membuatku mengukir senyum dan tawa kecil.
Hanya dengan melihat wajah malaikatnya saja sudah memberikan semangat untuk ku, senyum manisnya membuatku lupa betapa beratnya hidup yang ku jalani, keceriaannya selalu memberi warna yang indah di dalam hidupku. Gadis satu-satunya yang aku cintai saat ini selain ibu. Aku bahakan tak dapat mengukur seberapa banyaknya cintaku pada gadis itu, mungkin sebanyak mekarnya cherry blossom di musim semi, selamanya aku berjanji untuk selalu menjaga, melindungi, menyayangi, dan mencintainya dengan sepenuh hatiku. Tiada lelah rasaku padanya... tak ubahnya seperti tiada lelahnya matahari menyinari bumi ini.
Musik pun berhenti dan berganti, gadis itu mengakhiri gerak lincahnya. Dan mengecilkan volume musik video yang ia tonton. Ia menghela nafas nampak sedikit lelah.
“Hanna... sayang, kakak pulang”
Aku pun mengumandangkan nama gadis itu. Gadis kecilku, gadis mungil berusia 6 tahun yang menjadi alasanku untuk hidup. Gadis yang dititipkan kedua orang tua ku yang telah meninggal dunia 2 tahun lalu.
Hanna mengalihkan pandangannya dari layar video, ia nampak sedikit terkejut menyadariku keberadaanku. Namun ia segera tersenyum riang dan berlari menghampiriku. Aku pun berjongkok menyambut dan memeluknya.
“Hanna... kangen ya sama kakak?”
Ia pun menangguk, sambil tersenyum manis menampilkan deretan gigi-gigi mungil yang putih bersih, senyum yang membentuk cekungan di kedua pipinya.
“uh, Hanna bau keringat”
Hanna melepas rangkulanya, ia menciumi bau tubuhnya sendiri. Lalu tertawa ringan. Gadis itu kemudian segera berlari kecil ke arah jendela, keluar teras kamarnya dan mengambil handuk kecilnya yang tergantung di atas jemuran. Ia pun segera masuk dan berjalan ke arah kamar mandi.
“Hanna mau mandi? Mau kakak mandiin??”
Dengan sigap gadis itu menyilangkan kedua tangannya dan menggeleng sambil melotot kearahku.
“kenapa ngga mau? Ayo sini, kakak yang mandiin kamu”
Aku berjalan menghampirnya, ia pun menggeleng cepat dan berlari masuk kamar mandi. Aku pun terkekeh melihat tingkah gadis kecilku itu. Aku tahu, di usianya sekarang ia sudah bisa melakukan segala hal sendiri tanpa bantuan orang lain. Hanna bahkan sudah pandai menulis dan membaca. Ia sangat suka menggambar dan mewarnai, ia juga sangat hobi menari.
Tuhan mengambil sesuatu yang berhrga dari adikku. Menggambil kedua orang tuaku dan menggambil suaranya. Tapi Tuhan, memberikan banyak kelebihan lainnya. Aku tetap bersyukur ia masih  berada disisiku.
Mengingat kecelakaan itu dan apa yang ia alami, membuatku hatiku kembali pilu. Gadis kecil itu harus menanggung rasa sakit, namun ia masih terus tersenyum.  Mungkin jika Tuhan mengambilnya dariku, aku tidak akan dapat bertahan hidup, karna kini ia lah yang menjadi alasanku untuk tetap hidup.

♫ I’ll be, i’ll be
♫ Your family
When your times get hard ♪
And i’ll see, i’ll see ♫
♪ You Next to me
♪ When the road gets dark

♫ So, dream on
♫ And begin
Your days with l’aughter
Cause your story will end ♫
♪ Happy ever after ♪

Musik yang masih diputar, tiba-tiba membuatku terduduk diam di lantai, memutar kembali memori indah ku bersama keluarga ketika masih utuh. Mataku terasa panas, air telah menggenang di kedua kelopak mataku.
Hanna baru saja selesai mandi, ia tertegun melihatku yang terdiam dengan air mata yang tanpa terasa meluncur bebas di pipiku. Gadis itu berjalan menghampiriku, tatapanku nanar oleh air mata. Ia lalu memelukku dengan kedua tangan kecilnya seraya menepuk-nepuk pelan punggungku.
Entah mengapa aku merasa tenang dipelukan gadis kecilku ini. Apakah ia mengerti atau tidak, rasanya kehilangan orang tua, Hanna selalu menenagkanku ketika aku mulai mengingat orang tuaku, ia bagaikan malaikat pelindung bagiku.
Hanna menatapku, ia menghapus airmataku dengan jari-jari kecilnya. Kemudian ia berbicara dengan bahasa isyarat yang telah ia pelajari. Aku pun tersenyum melihatnya. Ia mengatakan padaku agar aku tidak boleh menangis. Aku tersenyum melihat ekspresi  wajah nya yang tegas.
“ia sayang... kakak ngga akan nangis lagi”
Aku pun memeluk erat tubuh kecilnya.
‘Tuhan, tolong  jangan ambil adikku. Ia adalah hartaku yang paling berharga dihiddupku kini’
***

Cr. Pict by. David Woo

1 komentar:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus