Jumat, 24 Maret 2017

Imagination Love

Aku hanya ingin bersandar dan menangis di pelukan seseorang yang nyata...
Seseorang yang bisa ku gapai
Seseorang yang dapat ku lihat setiap hari
Seseorang yang dapat ku genggam tangan nya
Seseorang yang menjadi milik ku seutuhnya

Gadis itu menatap sendu layar laptopnya, hatinya bagai di tusuk belati. Begitu pedih dan menyakitkan... itu lah yang kini ia rasakan. Tanpa sadar butiran bening yang sejak tadi bercokol dipelupuk matanya meluncur bebas di pelipisnya. Ia memejamkan matanya sesaat, menetralisirkan perasaanya.
Ya, inilah keputusannya... ia harus menerima rasa sakit ini. Karna ia mampu memulai dan ia harus mampu pula mengakhiri.

"Goodbye my love"

Gadis itu mengakhiri chat nya. Menutup layar laptopnya. Ia tertunduk dan terisak, tak dapat membendung perasaannya yang kini meluap-lupa. Ia terus memegangi dadanya yang entah mengapa terasa begitu sesak. Ini adalah kali terakhir ia menghubungi pria yang selama ini mengisi relung hatinya itu.
***
@Kampus

Gadis itu kini termenung di kursi panjang yang menghadap danau kampusnya itu. Dari belakang terlihat seorang gadis lain berambut brown light ikal, bermata biru dengan makeup tebal berjalan bak model dan memperlihatkan kaki jenjangnya yg putih mulus berbalut mini dress lengan pendek, gadis itu mendekat lalu duduk disampingnya dengan kasar.
"Ckckck... anak ini!" Gadis bermata biru itu mengelengkan kepalanya.
"Sila denger gue ya, yang lalu biar berlalu. Ga usah dipikirin. Jangan ngelamun terus."
"Udah seminggu ini lo kaya gini. Emang ga bosen hah?!"
"Ntar lo kesambet setan penunggu danau ini baru nyaho lo sil!"
cecar gadis bermata biru itu.
Sementara gadis yang diajak bicara masih termenung dengan pikiran yang entah kemana. Matanya begitu sendu menatap lurus danau yang tak beriak.
"Hoy! Siiiil...!! SILAAAA!! KESILA ANDITAMA PUTRI!!"
Gadis bermata biru itu lalu berteriak di telinga gadis yang dipanggilnya Sila itu, gadis yang sejak tadi tak mendengarkan ocehannya.
"Eh?"
Sila lalu menengok dan menatap gadis bermata biru itu dengan tatapan kosong.
"Astaga Sila! Kok bisa-bisa cowok ga jelas itu bikin sahabat gue jadi kayak orang bego gini"
Kini gadis bermata biru itu menatap sedih Sila sahabatnya.
Sudah seminggu ini Sila menjadi pendiam dan sering melamun. Sila yang selalu rame dan sering bertingkah konyol itu kini berubah menjadi seperti boneka tanpa ekspresi.
Gadis bermata biru itu lalu memegang pundak Sila dan menatap manik matanya yang terlihat kosong.
"Denger ya sil... sebagai sahabat gue ga mau liat lo terus terpuruk kayak gini"
"Sila! Di dunia ini masih banyak hal yang bisa bikin lo bahagia"
"Udah!! lupain Adit! Dia itu ga nyata! Dia itu cuma cinta semu! Dia cuma cinta imajinasi lo aja!"
"Tapi cinta gue ke Adit nyata Mil... sakit ini pun begitu nyata"
Akhirnya Sila bersuara, meski tanpa ekspresi diwajahnya. Namun butiran bening dipelupuk matanya mengambarkan kesedihan yang begitu dalam.
Sila dan Mila adalah sahabat karib, sejak kecil hingga dewasa mereka selalu bersama. Seperti saudara kembar. Mila gadis beramata biru itu dapat merasakan kepedihan yang dialami sahabatnya Sila.
Kisah pedih Sila berawal dengan sesuatu yang begitu konyol. Dengan keisengan Sila yang sering membalas chat dimedsosnya.
Sila adalah gadis yg cantik dan tidak sombong. Wajah orientalnya membuatnya terlihat seperti Chinese, meski dia adalah gadis Betawi asli.
Di waktu senggangnga, Ia selalu membalas chat yang tidak begitu penting yang masuk di inboxnya. Sampai suatu hari ia menemukan seseorang yang membuatnya selalu tertawa dengan chat chat tidak pentingnya, pria ini berbeda... ia tidak basa-basi seperti pria lainnya, yang setiap hari mengirimi Sila pesan dan memberikan perhatian dengan kata-kata yang membosankan.